Sabtu, 01 Oktober 2011

Laporan Kimia (Logam Alkali dan Alkali Tanah)

Logam Alkali dan Alkali Tanah

A.                TUJUAN

Memahami sifat unsur alkali dan alkali tanah

B.                 TEORI

Pengertian

Logam alkali dan alkali tanah adalah logam golongan utama yang unsure-unsurnya terdapat pada golongan I A dan II Adalam system periodic.

Logam alkali terdiri atas enam buah unsure , yaitu Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), sesium (Cs) dan Fransium (Fr). Hal itu karena unsure logam alkali sangat reaktif. Disebut dengan logam alkali karena dapat membentuk basa kuat.

Warna nyala logam alkali adalah sebagai berikut :

Logam alkali
Warna


Li
Na
K
Rb
Cs

Merah
Kuning
Ungu
Merah
Biru



Logam alkali tanah terdiri dari enam unsure, yaitu berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Strontium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Unsur logam alkali tanah terdapat dalam bentuk senyawa yang tidak larut didalam tanah. Seperti halnya logam alkali, logam alkali tanah juga membentuk basa kuat namun lebih lemah disbanding alkali.

Warna nyala logam alkali tanah adalah sebagai berikut:

Logam alkali
Tanah
Warna


Be
Mg
Ca
Sr
Ba

Putih
Putih
Oranye
Merah tua
Hijau


C.                ALAT DAN BAHAN



No.
Alat

Bahan

1.
2.
3.
4.
5.
6.



Kaca arloji
Tabung Reaksi
Kawat Nikrom
Alat pembakar
Spatula
-

Kristal NaCl
Kristal KCl
Kristal CaCl2
Kristal SrCl2
Kristal BaCl2
HCl pekat



D.                LANGKAH KERJA


1.      Tempatkan ½ spatula kristal NaCl pada kaca arloji

2.      Tuangkan larutan HCl pekat kedalam 2 tabung reaksi, masing-masing 1 mL.

3.      Celupkan ujung kawat nikrom ke dalam HCl pekat kedalam tabung 1, kemudian masukkan ke dalam nyala api yang panas. Ulangi pekerjaan ini, sampai kawat nikrom bersih (tidak memberi warna nyala lilin).

4.      Celupkan ujung kawat nikrom yang sudah bersih tadi kedalam kristal NaCl pekat kedalam tabung 2, kemudian masukkan ke dalam kristal NaCl (pada kaca arloji). Kemudian, masukkan ujung kawat tersebut kedalam nyala api yang panas. Catat pengamatan kalian !

5.      Ulangi cara kerja 3 dan 4, untuk kristal senyawa lain.


E.                 HASIL KERJA

Senyawa Logam

Warna Nyala


NaCl

KCl

CaCl2

SrCl2

BaCl2

Kuning

Ungu

Jingga

Merah

Hijau kekuningan







F.                 ANALISA HASIL


Senyawa Logam

Teoritis


Pratikum

NaCl


KCl

CaCl2


SrCl2


BaCl2

Kuning


Ungu

Oranye


Merah tua


Hijau

Kuning


Ungu

Jingga


Merah


Hijau kekuningan
Keterangan

Golongan Alkali
( IA)

Golongan alkali
( IA)

Golongan Alkali tanah
( IIA)

Golongan Alkali tanah
( IIA)

Golongan alkali tanah
(IIA)






















G.                PERMASALAHAN


1.      Mengapa logam alkali dan alkali tanah dapat memberikan nyala ?

Jawab :
Ö        Karena panjang gelombang antara alkali berbeda dengan panjang gelombang alkali tanah.

Ö        Karena dilihat dari salah satu ciri khas dari logam alkali dan alkali tanah yaitu memiliki sprektum emisi. Sprektum ini dihasilkan bila larutan garamnya dipanaskan dalam nyala Bunsen, atau dengan mengalirkan muatan listrik pada uapnya. Ketika atom diberi energi (dipanaskan) elektronnya akan tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi. Ketika energi itu dihentikan, maka elektronnya akan kembali lagi ke tingkat dasar sehingga memancarkan energi radiasi elektromagnetik.               Menurut Neils Bohr, besarnya energi yang dipancarkan oleh setiap atom jumlahnya tertentu (terkuantitas) dalam bentuk spektrum emisi. Sebagian anggota spektrum terletak di daerah sinar tampak sehingga akan memberikan warna-warna yang jelas dan khas untuk setiap atom.

Ö              Warna nyala dihasilkan dari pergerakan elektron dalam ion-ion logam yang terdapat dalam senyawa.
Sebagai contoh, sebuah ion natrium dalam keadaan tidak tereksitasi memiliki struktur 1s22s22p6.
Jika dipanaskan, elektron-elektron akan mendapatkan energi dan bisa berpindah ke orbital kosong manapun pada level yang lebih tinggi – sebagai contoh, berpindah ke orbital 7s atau 6p atau 4d atau yang lainnya, tergantung pada berapa banyak energi yang diserap oleh elektron tertentu dari nyala.
Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih tinggi dan lebih tidak stabil dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun kembali ke level dimana sebelumnya mereka berada – tapi tidak musti sekaligus.
Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah orbital pada level 7 misalnya, bisa turun kembali ke level 2p sekaligus. Perpindahan ini akan melepaskan sejumlah energi yang dapat dilihat sebagai cahaya dengan warna tertentu.
Akan tetapi, elektron tersebut bisa turun sampai dua tingkat (atau lebih) dari tingkat sebelumnya. Misalnya pada awalnya di level 5 kemudian turun sampai ke level 2.
Masing-masing perpindahan elektron ini melibatkan sejumlah energi tertentu yang dilepaskan sebagai energi cahaya, dan masing-masing memiliki warna tertentu.
Sebagai akibat dari semua perpindahan elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan. Warna yang anda lihat adalah kombinasi dari semua warna individual.
Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion logam ke ion logam lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang berbeda pula.


2.      Bandingkan warna nyala yang kalian peroleh dengan warna nyala pada literature ! jika kalian temukan perbedaan, apa penyebabnya ?

Jawab :

Secara Teoritis


Logam alkali
Tanah
Warna


Be
Mg
Ca
Sr
Ba

Putih
Putih
Oranye
Merah tua
Hijau

Logam alkali
Warna


Li
Na
K
Rb
Cs

Merah
Kuning
Ungu
Merah
Biru











Hasil Pratikum

Senyawa Logam

Warna Nyala


NaCl

KCl

CaCl2

SrCl2

BaCl2


Kuning

Ungu

Jingga

Merah

Hijau kekuningan





Setelah kami menbandingkan hasil pratikum kami dengan teoritis yang telah ada. Ternyata hasil pratikum kami hamper seluruhnya mendekati teoritis tetapi karena ketidaktelitiaan kami, ternyata pada senyawa SrCl2 dan  BaCl2 agak sedikit berbeda dari teoritis yang telah ada.


3.      Apakah warna nyala dapat digunakan untuk identifikasi logam ? Jelaskan!

Jawab :
Dapat karena :

Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam menghasilkan warna nyala.
Untuk senyawa-senyawa Golongan 1 dan 2 , uji nyala biasanya merupakan cara yang paling mudah untuk mengidentifikasi logam mana yang terdapat dalam senyawa. Untuk logam-logam lain, biasanya ada metode mudah lainnya yang lebih dapat dipercaya – meski demikian uji nyala bisa memberikan petunjuk bermanfaat seperti metode mana yang akan dipakai.
Contoh reaksi antara Natrium dengan air + fenolftaline
Warna akan berubah ketika natrium masuk kedalam air + fenolftaline, dari berwarna bening dan berubah menjadi merah. Dan ini menandakan bahwa logam alkali merupakan pembentuk basa. 



H.                KESIMPULAN

Dari pratikum yang telah kami lakukan melalui uji nyala alkali dan alkali tanah , kami dapat menarik kesimpulan bahwa alkali  dan alkali tanah mempunyai warna yang berbeda- beda. Hal ini dikarenakan Besarnya lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion logam ke ion logam lainnya sehingga setiap ion akan menghasilkan warna nyala yang berbeda-beda. Dan melalui uji nyala ini kita dapat juga mengidentifikasi logam

Hasil Pratikum                                             Teoritis
Senyawa Logam

Warna Nyala

Senyawa Logam

Warna Nyala


NaCl
KCl
CaCl2
SrCl2
BaCl2

Kuning
Ungu
Jingga
Merah
Hijau kekuningan

NaCl
KCl
CaCl2
SrCl2
BaCl2

Kuning
Ungu
Jingga
Merah Tua
Hijau


Laporan Kimia (Larutan, Koloid dan Suspensi Kasar dan Efek Tyndall)


 LARUTAN, KOLOID DAN SUSPENSI

A.        TUJUAN

            Mengamati perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi

B.        TEORI

              Larutan adalah suatu campuran dimana molekul zat terlarut menyebar merata dalam molekul pelarut. Campuran ini sering disebut campuran homogen. Contohnya: air dan gula, alcohol, air laut, cuka, sirop, dll.
          Koloid adalah campuran homogen dan campuran heterogen.
Contohnya: kabut, tinta, asap, dll.
          Suspensi kasar adalah campuran yang terdisri dari dua bagian yaitu endapan dan filtrate ( campuran heterogen )
          Suatu campuran dapat digolongkan ke dalam larutan atau koloid atau suspensi kasar berdasarkan cirri-ciri sebagai berikut:

Larutan
Koloid
Suspensi Kasar

Homogen, tidak dapat dibedakan dengan mikroskop ultra

Jernih

Satu fase

Tidak dapat disaring


Stabil

Diameter partikel <10-7 cm

Ukuran partikel 1Å - 10 Å


Tampak homogen, dengan mikroskop ultra tampak heterogen

Tidak jernih

Dua fase

Dapat disaring dengan kertas saring ultra

Umumnya stabil

Diameter partikel 10-7-10-5 cm

Ukuran partikel 10 Å – 2.000 Å

Heterogen



Tidak jernih

Dua fase

Dapat disaring dngan kertas saring ultra

Tidak stabil

Diameter partikel >10-5 cm

Ukuran partikel > 2.000 Å

C.        ALAT DAN BAHAN

            1.   Alat       : botol 3 buah, pengaduk
          2.   Bahan   : gula, susu, kopi, akuades




D.                LANGKAH KERJA

1.   Siapkan 3 buah botol  dan  beri nomor 1,2 dan 3. Isi masing-masing dengan 50 mL aquades!
2.   Isi botol 1 dengan gula, botol 2 dengan susu, dan botol 3 dengan kopi !
3.   Aduk masing-masing botol hingga rata !
4.   Diamkan selama ± 15 menit dan amati !

E.                 HASIL KERJA

F.                 ANALISA HASIL

No.
Campuran
Keterangan

1.

Akuades + gula
Sifat :
-          Jernih

-          Homogen



-          Stabil


Disebut larutan/suspensi molekuler

Larutannya bening

Akuades + gula disebut campuran homogen karena molekul gula menyebar merata dalam molekul air.

Akuades + gula disebut campuran yang stabil karena adanya Gerak Brown/acak yang menyebabkan molekul gula tersebar merata dalam air dan tidak memisah meskipun didiamkan.


2.

Akuades + susu
Sifat:
-          Keruh

-          Tampak homogen














-          Stabil


Di sebut campuran koloid.

Campurannya tidak bening dan berwarna putih.

Akuades + susu disebut campuran homogen karena dalam pengamatan pratikum, saya melihat bahwa molekul susu  menyebar merata dalam molekul air dan tidak membentuk endapan. Sehingga kami tarik kesimpulan bahwa campuran itu adalah campuran yang homogen. Tetapi dalam teoritis, Akuades + susu juga mempunya sifat yang heterogen. Hal ini dikarenakan, jika kita hanya melihat dengan mata pasti akan terlihat homogen tetapi dengan menggunakkan mikroskop ultra akan tampak heterogen. Sehingga saya menarik kesimpulan bahwa, Akuades + susu merupakan campuran yang homogen juga heterogen.

Akuades + susu hampir sama dengan larutan gula dengan air yang merupakan campuran yang stabil Hal ini karena adanya Gerak Brown/acak yang menyebabkan molekul susu tersebar merata dalam air dan tidak memisah meskipun didiamkan.


3.

Akuades + kopi
Sifat:
-          Keruh


-          Heterogen



-          Tidak stabil




Disebut Suspensi Kasar

Campurannya tidak bening dan berwarna hitam serta terbentuk endapan.

Akuades + kopi merupakan campuran yang heterogen terdiri dari dua bagian yaitu endapan dan filtrate.

Akuades + kopi merupakan campuran yang tidak stabil karena campuran ini tidak tersebar merata dalam medium pendispersinya yaitu air sehingga jika didiamkan partikel-partikelnya akan terpisah membentuk endapan dan filtrate.
















G.        PERMASALAHAN

1.           Bagaimana sifat homogen/heterogen masing-masing sampel diatas ? Jelaskan !
Jawab:
Homogen
Heterogen

Campuran zat terlarut menyebar merata dalam pelarut. Hal ini dikarenakan oleh Gerak Brown yang menyebabkan campuran itu stabil dan tidak memisah

Campurannya jernih

Terdiri dari satu fase

Tidak dapat disaring

Sifat ini saya ambil dari sampel 1 yaitu campuran Akuades dan gula.

Campuran zat terlarut tidak tersebar merata sehingga campuran ini terbentuk menjadi dua fase, yaitu endapan dan filtrat.

Campurannya tidak jernih

Terdiri dari dua fase

Dapat disaring

Sifat ini saya ambil dari sampel 3 yaitu campuran Akuades dan kopi

·         Untuk penyaringnya saya menggunakan penyaring kertas biasa!!

2.           Bagaimana cara membedakan antara larutan, koloid, dan suspensi kasar ? Jelaskan !
Jawab:
Pada campuran 1 kalau diaduk akan menyebar dan tidak terbentuk endapan serta campurannya terlihat jernih, maka campuran 1 ini disebut larutan.

Pada campuran 2 kalau diaduk akan menyebar dan tidak terbentuk endapan tetapi campurannya terlihat tidak jernih, maka campuran 2 ini disebut koloid

Pada campuran 3 kalau diaduk tidak menyebar sehingga campuran tersebut terbentuk endapan serta campurannya tidak terlihat jernih, maka campuran 3 ini
disebut Suspensi kasar








                
H.        KESIMPULAN

Dari percobaan diatas kami mendapatkan beberapa data dan saya dapat menyimpulkan bahwa campuran yang terdiri dari terdispersi dan pendispersi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Larutan, Koloid dan Suspensi kasar. Dan campuran ini dapat dilihat dari:
·         Jernih atau tidak jernihnya suatu campuran tersebut
·         Terbentuk dari satu fase atau dua fase campuran tersebut
·         Dapat tersaring atau tidak dapat disaringkah larutan tersebut

Sehingga dari itu, saya dapat membedakan ketiga jenis larutan tersebut dan menentukan stabil atau tidak stabilnya campuran tersebut.

































EFEK TYNDALL

A.        TUJUAN

Mengamati dan membedakan peristiwa penghamburan berkas cahaya oleh beberapa macam partikel.

B.        TEORI
           
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel dalam system koloid berupa molekul atau ion yang berukuran cukup besar yang dapat menghamburkan cahaya ke segala arah. Sebaliknya, jika ukuran partikel terlalu kecil maka tidak mampu memantulkan cahaya. Contoh efek Tyndall adalah sorot lampu mobil pada malam hari saat ada debu asap, atau kabut, sinar matahari yang melalui celah daun, terjadinya warna biru pada siang hari dan warna merah/ jingga di langit saat matahari terbenam, dan cahaya proyektor di gedung bioskop.Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan larutan koloid dan larutan asli sebab larutan asli tidak menunjukkan efek Tyndall.

C.                ALAT DAN BAHAN

            1.    Alat         :     lampu senter, 3 buah botol 500 mL.
    2.   Bahan    :    larutan gula, campuran susu dengan air dan air kopi

D.        LANGKAH KERJA

1.   Isi masing-masing botol dengan larutan sample!
2.   Diruang gelap, arahkan berkas cahaya lampu pada tiap-tiap botol!
3.   Amati berkas cahaya yang terjadi!

E.        HASIL KERJA

No.
Sampel Partikel
Pengamatan Cahaya
Larutan / Koloid / Suspensi

1.


2.


3.


Larutan Gula


Air + Susu


Air + Kopi

Berkas cahaya terlihat jelas

Berkas cahaya tidak terlihat jelas

Tidak terlihat berkas cahaya

Larutan


Koloid


Suspensi Kasar



F.         ANALISA HASIL

           
No.
Sampel Partikel
Keterangan

1.

Larutan Gula
Pengamatan Cahaya :
Berkas cahaya terlihat jelas

Disebut Larutan

Hal ini dikarenakan cahaya tidak dihamburkan oleh partikel partikelnya dan jalannya cahaya dapat focus ke depan. Sehingga larutan gula tidak terjadi efek Tyndall. Dan berkas cahaya dapat terlihat jelas oleh mata.


2.

Air + Susu
Pengamatan Cahaya :
Berkas cahaya tidak terlihat dengan jelas

Disebut campuran koloid

Hal ini dikarenakan oleh partikel-partikelnya yang terdiri dari molekul/ionnya yang cukup besar yang dapat menghamburkan cahaya. Sehingga berkas cahaya tidak dapat terlihat dengan jelas oleh mata dan jalannya cahayapun menjadi terhambur ke segala arah. Peristiwa tersebut disebut sebagai efek Tyndall.


3.

Air + Kopi
Pengamatan Cahaya :
Tidak terlihat berkas cahaya

Disebut Suspensi Kasar

Hal ini dikarenakan karena gerakan partikelnya tidak menyebar melainkan membentuk dua fase, yaitu filtrate dan endapan. Sehingga berkas cahaya tidak dapat terlihat. Serta jalannya cahaya pun tidak terlihat focus melainkan menyebar.














G.        PERMASALAHAN

1.           Bagaimana berkas cahaya yang dilewatkan pada sampel nomor 1 dan 2 ? Jelaskan !
                   Jawab:
                  
Pada Sampel 1 yaitu Larutan Gula, jalannya cahaya tidak dapat terlihat. Tetapi berkas cahya terlihat dengan jelas. Hal ini dikarenakan cahaya tidak dihamburkan oleh partikel-partikelnya dan dapat focus ke depan.
                   Sehingga sampel 1 tidak terjadi efek Tyndall


Pada sampel 2 yaitu campuran air dengan susu, jalannya cahaya dapat terlihat tetapi berkas cahaya tidak focus dan menyebar. Hal ini dikarenakan partikel koloid dapat menghamburkan cahaya oleh molekul /ionnya. Sehingga peristiwa tersebut disebut sebagai efek Tyndall.

2.           Bagaimanakah keadaan partikel susu yang terkena cahaya ?

Jawab:

Partikelnya bergerak terus secara acak. Hal ini dikarenakan oleh Gerak Brown dimana terjadi benturan partikel pendispersi yang berasal dari segala arah dengan partikel zat terdispersi.

3.           Bagaimana perbedaan berkas cahaya yang dilewatkan pada sample yang berupa larutan, koloid, dan suspensi ? Jelaskan!
Jawab:

Pada sampel larutan, berkas cahaya dapat terlihat dengan jelas dan focus. Hal ini dikarenakan cahaya tidak dihamburkan oleh partikel-partikelnya sehingga cahaya dapat focus ke depan.

Pada sampel koloid, berkas cahaya terhambur ke segala arah. Hal ini dikarenakan partikel koloid dapat menghamburkan cahaya oleh molekul /ion-nya sehingga cahaya tidak dapat focus dan terhambur oleh partikelnya.

Pada sampel suspensi kasar, berkas cahaya tidak terlihat, karena gerakan partikelnya tidak menyebar melainkan membentuk dua fase, yaitu filtrate dan endapan. Sehingga berkas cahaya tidak dapat terlihat. Serta jalannya cahaya pun tidak terlihat.
H.        KESIMPULAN

Dari percobaan diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa efek tyndall, jalannya cahaya dan berkas cahaya dapat menentukkan campuran itu bersifat larutan, koloid, maupun tersuspensi kasar.

·                     Larutan                 : ~ Berkas cahaya terlihat jelas
            ~ Jalannya cahaya tidak terlihat
  ~ Tidak terjadi efek Tyndall

·                     Koloid                   : ~ Berkas cahaya menyebar
            ~ Jalannya cahaya terlihat
            ~ Terjadi efek Tyndall

·                     Suspensi kasar     : ~ Berkas cahaya tidak ada
            ~ Jalannya cahaya tidak terlihat
  ~ Tidak terjadi efek Tyndall